Judul buku : Studi Islam di Asia Tenggara
Nama penulis :
Drs. Asep Ahmad Hidayat, M.Ag., Samsuddin, M.Ag., Dadan Rusmana, M.Ag., dan Ajid Hakim, M.Ag.
Tahun terbit : 2014
Penerbit : CV. PUSTAKA SETIA
Kota penerbit : Bandung
STUDI
ISLAM ASIA TENGGARA
Terbukanya Letak geografis Asia Tenggara membuat agama islam masuk melalui jalur perdagangan
dan secara damai. Ragam teoretis perihal tarikh masuk
Islam ke Asia Tenggara, kajian Islam minoritas dan arah baru pemetaan kawasan
dunia Islam, dan munculnya nasionalisme Asia Tenggara, menjadi persoalan dalam
hal ini. Islam di setiap negara tentu saja bebeda, namun Islam tetap mempunyai
syariat yang sama. Asia Tenggara termasuk wilayah yang sebagian besar memeluk
agama Islam, meskipun hidup berdampingan dengan agama-agama lainnya.
Untuk tarikh masuknya
Islam ke negara-negara di Asia Tenggara sendiri memang cukup beragam namun
kebanyakan Islam masuk dibawa oleh para tokoh Muslim dan niagawan dari Arab.
Namun sampai sekarang masih ada Islam yang masih menjadi minoritas di negara
tertentu, misalnya di Laos dan di Timor Leste, hal tersebut karena di negara
mereka masih dipengaruhi oleh agama Buddha dan Kristen. Untuk pekembangan Islam
di masing-masing negara juga cukup beragam.
Dapat dikatakan masih
terdapat kaum Muslim yang belum mendapat banyak kepedulian dari dunia, misalnya
saja Muslim di Kamboja dan Myanmar (Burma). Umat Muslim di Myanmar masih sangat
memerlukan kepedulian dunia, khususnya umat Muslim Rakhine (Rohingya), mereka
selalu tidak diterima status kewarganegaraannya, sampai akses sekolah, rumah
sakit pun mereka selalu dipersulit. Selain itu mereka juga disusahkan oleh
peperangan, dislokasi, dan perselisihan, bahkan hingga saat ini.
Masuknya islam di Nusantara dipengaruhi oleh pedagang, islam di indonesia tidak
langsung berkembang pesat, pada awalnya terjadi berbagai bentuk
pertentangan antara Islam di
Indonesia dengan orang-orang Eropa pada abad ke-16 dan 17. Hal ini
disebabkan karena adanya kecurangan/kekuasaan
secara sepihak oleh orang Eropa khususnya di bidang perdagangan,
prolifersi kristenisasi, dan adanya sikap superioritas yaitu merasa lebih unggul dari orang lain
dan selalu memaksakan kehendak serta merendahkan yang lainnya, oleh orang-orang
Eropa terhadap kerajaan-kerajaan
Islam. Hal tersebut berimbas terjadinya
bentrokan fisik antara kerajaan Islam dengan orang-orang Eropa.
Bagian penting sebagai
esensi gagasan dari gerakan pembaharuan pandangan terhadap agama Islam, yaitu
mengembalikan Islam pada inti yang sebenarnya, yaitu sebagai Islam yang mutlak,
benar, dan lebih khusus lagi, menjadikannya sebagai sumber dan dasar bagi
peningkatan kecerdasan dan kesejahteraan umat. Kepedulian terhadap gerakan
pembaharuan pandangan terhadap Islam di Indonesia dengan segala kaitannya sudah
diungkapkan oleh beberapa studi, baik perihal situasi pada zaman penjajahan.
Gerakan pembaharuan islam di indonesia dengan membuat
organisasi organisasi yang mengarah kepada islam yang kembali kepada aturan islam yg sesungguhnya, diantaranya adalah
a)
Jamiatul Khair, merupakan organisasi modern pertama di Indonesia yang bergerak di
bidang sosial dan pendidikan islam. Hal ini merupakan gagasan dari
alawiyah, yang didirikan pada tahun1901.
b)
Al-Irsyad, didirikan karena terjadinya pertentangan di Jumaitul Khair yang
kemudian membuat Ahmad Soorkati keluar dari organisasi tersebut. Pada 15 Syawal
1332 H / 16 September 1914 ia mendirikan madrasah Al Irsyad Al Islamiyah dan
sekaligus menjadi pemimpinnya.
c)
Sarekat Islam, organisasi yang bergerak pada bidang multi-dimensional yaitu
tidak memperhitungkan kelas seperti pada umumnya organisasi. SI didirikan pada
tahun 1912.
d)
Jong Islamieten Bond, JIS didirakan oleh Syamsuddin yang bertujuan
untuk mempelajari dan memahami agama islam. JIS didirikan pada secara
formal pada 1 Maret 1925.
e)
Majelis Syuro Muslimin Indonesia, Masyumi pada awalnya
didirikan 24 Oktober 1943 sebagai pengganti MIAI karena Jepang memerlukan suatu
badan untuk menggalang dukungan masyarakat Indonesia lewat lembaga agama Islam.
f)
Muhammadiyah.Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan sosio-religius. Didirikan
oleh K.H. Ahmad Dahlan, berdiri Yogyakarta pada tahun 1868 Masehi dengan nama
awal Muhammad Darwis.
g)
Persatuan Islam, organisasi yang didalamnya terdapat orang orang islam dari daerah
lain untuk mengadakan pembaharuan mengenaI agama islam. Persatuan islam didirikan di
Bandung awal tahun 1920-an saat orang-orang Islam di daerah-daerah lain lebih
dulu maju guna mengadakan pembaharuan dalam agama.
h)
Nahdatul Ulama (NU), organisasi islam yang didirikan oleh KH Hasyim
Asy'ari sekaligus ketua nya. Organisasi ini merupakan organisasi terbesar di
Indonesia pengikutnya tersebar dari Sabang sampai Merauke khususnya mayoritas
di Surabaya karena NU di dirikan di Surabaya.
Pada zaman reformasi terdapat partai politik yang mengikuti pemilu tidak
terkecuali partai berbasis islam yang diajukan untuk mengenalkan agama
islam. Pada masa pemerintahan Habibie kemanjaan terhadap partai
tertentu secara relatif dan tidak terlihat. Dalam hal ini, wacana pluralisme
sudah memberikan kontribusi pada pendangkalan dan penanggalan legalisme politik
seseorang yang terlegalkan oleh label Islam.
ALIRAN-ALIRAN
PEMIKIRAN ISLAM DI INDONESIA
a)
Pemikiran Neo-Tradisional
b)
Neo-Revivalis : Hizbut Tahrir
c)
Postmodernisme-Islam
d)
Islam Liberal : Jaringan Islam Liberal
(JIL)
BEBERAPA
TOKOH PEMBAHARU ISLAM DI INDONESIA
a)
Harun Nasution
Beliau
dikenal sebagai pemikir rasionalnya Indonesia, ia pun mengklaim dirinya sebagai
neo-Mu’tazilah.
b)
Abdurrahman Wahid (Gusdur)
Meskipun
kontroversial dengan pernyataannya yang kerap memunculkan polemik di kalangan
masyarakat, beliau dikenal sebagai sosok yang mencintai akan kedamaian.
c)
Nurcholis Majdid (Cak Nur)
Beliau
merupakan simbol pembaruan gagasan dan gerakan Islam di Indonesia.
d)
Amien Rais
Seorang tokoh
reformis yang komitmen, lugas, dan apa adanya yang menjadikannya sebagai
seorang tokoh yang membuat kagum dan merupakan public figure.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar